Jakarta, KOMPASINDOTV.COM, 2 Juni 2025 — PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON), perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka di Indonesia, menggelar Paparan Publik (Public Expose) 2025 di Pondok Indah Golf Gallery, Jakarta Selatan, Senin (2/6). Acara ini diselenggarakan sebagai bagian dari keterbukaan informasi kepada publik dan pemegang saham, sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hadir dalam acara tersebut Direktur Utama GHON, Rudolf P. Nainggolan, Direktur Jonni Pangaribuan, dan Direktur Yoyong Cia, yang secara bergantian memaparkan kinerja operasional, keuangan, serta strategi perusahaan menghadapi tantangan industri ke depan.
Stabilitas Operasional dan Penyebaran Infrastruktur
Dalam sesi pemaparan, Direktur Jonni Pangaribuan menjelaskan bahwa hingga Kuartal I 2025, GHON mengoperasikan 1.703 menara telekomunikasi, meningkat dari 1.697 lokasi pada tahun sebelumnya. Rasio penyewaan menara (co-location ratio) tercatat di angka 1,69, menunjukkan efisiensi pemanfaatan aset tetap terjaga.
Dari sisi penyebaran, 62,9% menara GHON berada di Pulau Jawa, disusul Sumatera (22,4%), Kalimantan (8,3%), Sulawesi (5,8%), dan Nusa Tenggara. Panjang jaringan fiber optik mencapai 1.636 kilometer, meningkat dari 1.571 km pada tahun sebelumnya, dengan dominasi 74,96% di Pulau Jawa.
Kinerja Keuangan Kuartal I 2025
Direktur Yoyong Cia melaporkan bahwa pada posisi 31 Maret 2025, total aset GHON mencapai Rp1,35 triliun, terdiri atas aset lancar sebesar Rp38 miliar dan aset tidak lancar sebesar Rp1,312 triliun. Liabilitas tercatat sebesar Rp482 miliar, sedangkan ekuitas mencapai Rp868 miliar.
Dari sisi laba, GHON mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,52 miliar pada Kuartal I 2025, meningkat dari Rp16,48 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kinerja margin juga mengalami peningkatan signifikan:
- Margin laba kotor: 74,61% (2025) vs 63,63% (2024)
- Margin operasi: 64,66% (2025) vs 53,74% (2024)
- Margin EBITDA: 81,39% (2025) vs 80,49% (2024)
- Margin laba bersih: 40,37% (2025) vs 30,57% (2024)
Komposisi pendapatan masih didominasi oleh empat operator utama, yaitu XL (40,56%), Indosat (33%), Telkomsel (15%), dan Smartfren (10,49%).
Target dan Strategi 2025
Menatap 2025, GHON menargetkan pertumbuhan menara menjadi 1.763 unit, dengan rasio penyewaan 1,72. Untuk jaringan optik, perusahaan menargetkan penambahan menjadi 1.526 km. Dari sisi pendapatan, pertumbuhan ditargetkan sebesar 7,96%, mencapai Rp208,53 miliar, dengan EBITDA yang ditargetkan meningkat sebesar 8,93% menjadi Rp186,75 miliar.
Dirut GHON, Rudolf P. Nainggolan, menegaskan bahwa perusahaan akan fokus pada tiga strategi utama:
- Konsolidasi kontrak eksisting dengan operator besar, sebagai langkah menjaga stabilitas pendapatan.
- Diversifikasi layanan, termasuk pengembangan penyediaan listrik (power supply) di lokasi menara, sebagai bentuk adaptasi terhadap kebutuhan operasional yang kerap tidak terjangkau oleh PLN.
- Optimalisasi perizinan di wilayah urban, untuk mendukung penetrasi jaringan di kawasan strategis yang selama ini terkendala regulasi.
“Kami menyadari tantangan industri telekomunikasi saat ini, termasuk merger antaroperator. Namun, GHON terus berupaya menjadi mitra strategis dengan memperkuat kontrak, meningkatkan layanan, dan menjaga kesinambungan keuangan perusahaan,” ujar Rudolf. (Hsn).