JAKARTA, KOMPASINDOTV.COM, 6 Januari 2024 – Pada Jumat, 5 Januari 2024, Jakarta Convention Center (JCC) Senayan menjadi saksi Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama yang diadakan oleh Balitbang Diklat Kementerian Agama RI. Acara ini menjadi sorotan utama dengan kehadiran maestro musik dangdut Indonesia, Rhoma Irama.
Dalam pagelaran ini, sejumlah bakat muda Indonesia di bidang musik, seperti Donny Evans dan Siska Septiani, menunjukkan bahwa musik bukan hanya sebagai hiburan tetapi juga sebagai sarana efektif untuk menyuarakan pesan moderasi beragama. Ayuning Niwang Nastiti, kontestan KDI 2018, membuktikan bahwa musik dangdut Indonesia memiliki peran penting dalam seni dan budaya, menjadi wujud moderasi beragama yang merangkul keberagaman.
Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama RI, Suyitno, menyatakan bahwa pemilihan musik dan film sebagai instrumen penguatan moderasi beragama adalah langkah bijak di tengah arus 5.0. Musik dianggap lebih efektif karena sifatnya yang universal, mampu menyentuh hati lintas agama, suku, dan bangsa.
Rhoma Irama, di depan penonton, menyampaikan tekadnya untuk menjadikan musik sebagai media edukasi, berdakwah, dan alat untuk mempersatukan bangsa. Sejak deklarasi Soneta sebagai “the voice of muslim” pada 13 Oktober 1973, ia terus berjuang untuk mengaktualisasikan perannya sebagai pembawa pesan moderasi beragama.
Observasi bertahun-tahun menunjukkan efektivitas dakwah melalui musik, seperti saat Rhoma Irama diundang ke Amerika Serikat dalam rangka International Conference on Islam. Keberhasilannya di sana diakui sebagai bukti bahwa musik efektif untuk berdakwah dan membangun karakter manusia.
Rhoma juga membagikan testimoni inspiratif tentang seorang dosen di Surabaya yang hidupnya terinspirasi oleh lirik-lirik lagunya. Menurutnya, musik memiliki daya konkrit untuk membentuk karakter seseorang.
Dengan adanya moderasi beragama, Rhoma Irama melihat local wisdom dalam budaya yang mampu membentuk karakter manusia menjadi lebih baik. Namun, dengan hati-hati, ia mengingatkan bahwa seni, terutama musik, memiliki kekuatan besar untuk merusak atau membangun.
Acara mencapai klimaks ketika Suyitno tampil duet bersama Ayuning Niwang Nastiti, menyanyikan lagu Rhoma Irama. Suasana ratusan pengunjung yang memadati hall B JCC Senayan semakin meriah.
Rhoma Irama menutup penampilannya dengan membawakan beberapa lagu, memberikan hiburan tak terlupakan bagi seluruh penonton. Dialog Publik, Pagelaran Musik, dan Film Moderasi Beragama bukan hanya panggung bagi bakat-bakat muda Indonesia tetapi juga memperkuat peran musik sebagai agen perubahan positif dalam masyarakat.