JAKARTA, KOMPASINDOTV.COM– Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pembentukan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Tahun 2025 resmi digelar pada 21-22 Januari 2025 di Jakarta. Acara ini menghadirkan sekitar 1.200 peserta yang terdiri dari perwakilan kabupaten dan provinsi di seluruh Indonesia.
Direktur Pengkajian Kebijakan Pembinaan Ideologi Pancasila Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Prof. Dr. Muhammad Sabri, M.Ag., menyampaikan bahwa Rakornas ini menjadi momentum penting untuk membahas berbagai aspek dalam pembinaan Paskibraka. “Rakornas ini tidak hanya sebagai rapat koordinasi biasa, tetapi juga menjadi ajang evaluasi dan pembenahan, khususnya dalam proses rekrutmen, pembinaan, hingga peran alumni Paskibraka sebagai duta ideologi Pancasila,” ujar Prof. Sabri dalam wawancara dengan awak media, Selasa (21/1/2025).
Evaluasi Rekrutmen dan Pembinaan Paskibraka
Prof. Sabri menyoroti pentingnya pembenahan sistem rekrutmen calon anggota Paskibraka. Menurutnya, ada beberapa kendala teknis yang kerap terjadi, seperti hasil pemeriksaan kesehatan calon peserta. “Kita sering mendapati calon yang dinyatakan lolos secara administrasi, namun setelah pemeriksaan kesehatan lebih lanjut ditemukan masalah. Hal ini harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman publik,” tegasnya.
Selain itu, pembinaan anggota Paskibraka juga menjadi fokus utama. Dalam tahapan pemusatan latihan, para calon Paskibraka tidak hanya dilatih dalam baris-berbaris, tetapi juga diberikan penguatan wawasan ideologi Pancasila. “Kami ingin mereka tidak hanya memahami Pancasila sebagai konsep, tetapi juga mampu mempraktikkan nilai-nilainya dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud nasionalisme,” tambah Prof. Sabri.
Mencetak Duta Ideologi Pancasila
Salah satu program strategis yang akan diterapkan adalah pembentukan *Duta Pancasila Purna Paskibraka Indonesia (DPPI). Para alumni diharapkan menjadi agen penyebar nilai-nilai Pancasila di komunitas masing-masing, baik di sekolah, perguruan tinggi, maupun lingkungan kerja.
“Paskibraka bukan hanya pengibar bendera, tetapi juga generasi muda yang memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keutuhan bangsa melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila. Mereka akan menjadi teladan dan inspirasi bagi generasi berikutnya,” jelas Prof. Sabri.
Menghadapi Tantangan Era Digital
Dalam konteks modern, Pancasila juga diharapkan mampu menjadi landasan moral generasi muda di tengah tantangan era digital. Prof. Sabri menekankan pentingnya menanamkan kesadaran bahwa Pancasila adalah warisan luhur yang harus dijaga dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Di era yang serba mekanistik ini, kita harus mengarahkan generasi muda untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Pancasila adalah ideologi pemersatu dan penuntun perjuangan bangsa ke depan,” imbuhnya.
Harapan untuk Masa Depan
Rakornas Paskibraka 2025 diharapkan dapat melahirkan kebijakan strategis yang mampu menjawab berbagai tantangan dalam pembinaan Paskibraka. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga diharapkan menjadi langkah konkret dalam memperkuat karakter bangsa melalui generasi muda yang berjiwa Pancasila.
“Paskibraka adalah simbol semangat nasionalisme. Melalui Rakornas ini, kita ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya menjadi pengibar bendera, tetapi juga pelopor perubahan yang membawa nilai-nilai Pancasila ke masyarakat luas,” tutup Prof. Sabri.
Rakornas ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun generasi muda yang berkarakter kuat dan berlandaskan ideologi Pancasila, demi menjaga keutuhan bangsa Indonesia.