Jakarta, KOMPASINDOTV.COM – Yayasan Persahabatan & Studi Peradaban (YPSP) bersama Al-Fahmu Institute menggelar Konferensi Nasional dalam rangka merayakan kemenangan Palestina dan Gaza, sekaligus meluncurkan buku Taufan Al-Aqsa karya Ustadz Fahmi Salim. Acara ini berlangsung di Ruang Rapat Pleno, Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Jumat (31/1).
Sejumlah tokoh nasional dan internasional hadir dalam acara ini, di antaranya Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Founder Al-Fahmu Institute Ustadz Fahmi Salim, Direktur YPSP Dr. Ahed Abu Alatta, Ketua Bidang Jaringan Minda Sri Vira Chandra SS, M.A., serta para ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, pejabat, dan berbagai organisasi yang mendukung perjuangan Palestina.
Dukungan Indonesia untuk Palestina
Dalam sambutannya, Dr. Ahed Abu Alatta menegaskan pentingnya solidaritas global dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina. Ia mengungkapkan bahwa konflik di Gaza telah menyebabkan lebih dari 46.000 korban jiwa, serta kerugian material yang luar biasa. Namun, ia menekankan bahwa ketahanan dan semangat juang rakyat Palestina tetap tak tergoyahkan.
“Apa yang ditunjukkan oleh warga Gaza dalam mempertahankan hak-hak mereka sejalan dengan amanat konstitusi Indonesia, yang dengan tegas menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi,” ujar Abu Alatta.
Ia juga mengapresiasi konsistensi Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina, baik melalui diplomasi di tingkat pemerintahan maupun partisipasi aktif masyarakat sipil. Sejak lama, Indonesia telah menyuarakan dukungannya di berbagai forum internasional, termasuk di parlemen dunia dan organisasi multilateral.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menambahkan bahwa Indonesia secara aktif menyuarakan perjuangan Palestina di berbagai forum global. Ia menyoroti standar ganda yang sering ditunjukkan oleh negara-negara Barat dalam menanggapi konflik dunia.
“Saat Rusia menginvasi Ukraina, mereka dengan cepat mengecam dan memberikan bantuan besar-besaran. Namun, ketika Israel menyerang Palestina dengan brutal, mereka justru diam atau bahkan mendukung agresi tersebut,” kata Hidayat.
Menurutnya, sikap ini semakin menunjukkan ketidakadilan dalam tata politik global, di mana hak asasi manusia sering kali diterapkan secara selektif.
Momentum Bersejarah dan Perjuangan Palestina
Tanggal 19 Januari 2025 menjadi momentum bersejarah bagi rakyat Palestina. Pada hari itu, proses perundingan dan pencatatan senjata antara para pejuang Palestina telah mencapai kesepakatan penting. Hal ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memulihkan wilayah yang diduduki Israel sejak 1948, serta memperjuangkan batas wilayah sesuai dengan resolusi tahun 1967.
Para pembicara dalam konferensi ini juga menyoroti pentingnya komunitas internasional dalam memastikan kembalinya warga Palestina ke tanah air mereka. Hingga kini, masih banyak pengungsi Palestina yang belum bisa kembali ke rumah mereka akibat blokade ketat dan belum dibukanya koridor kemanusiaan secara penuh.
“Kita semua berharap adanya langkah konkret dari komunitas internasional untuk memastikan pemulihan wilayah Palestina dan menjamin hak-hak dasar warga sipil,” ujar Abu Alatta.
Peluncuran Buku “Taufan Al-Aqsa” dan Apresiasi Perjuangan Palestina
Acara ini juga menjadi momen penting bagi Ustadz Fahmi Salim, yang meluncurkan bukunya Taufan Al-Aqsa. Buku ini mengisahkan perjalanan panjang perjuangan rakyat Palestina, sekaligus merangkum berbagai bentuk dukungan yang telah diberikan oleh rakyat Indonesia.
Ustadz Fahmi menekankan bahwa literasi memiliki peran krusial dalam menyebarluaskan pemahaman tentang konflik Palestina. Ia berharap bukunya bisa menjadi referensi bagi masyarakat Indonesia agar semakin memahami situasi yang dihadapi rakyat Palestina.
“Literasi adalah senjata yang kuat dalam perjuangan. Dengan memahami sejarah dan realitas di Palestina, kita bisa terus menguatkan solidaritas dan membela hak-hak mereka,” kata Fahmi.
Konferensi ini juga menjadi ajang apresiasi bagi masyarakat Indonesia yang telah memberikan dukungan nyata bagi perjuangan Palestina. Berbagai bentuk bantuan telah disalurkan, mulai dari pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza pada 2017, pemberian beasiswa bagi pemuda Palestina untuk menempuh pendidikan di Indonesia, hingga bantuan kemanusiaan yang disalurkan melalui berbagai organisasi.
Selain itu, Indonesia juga aktif menyuarakan dukungan bagi kemerdekaan Palestina di berbagai forum internasional, termasuk di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan berbagai forum parlemen dunia.
Penutup: Komitmen Indonesia untuk Palestina
Konferensi ini diakhiri dengan bedah buku Taufan Al-Aqsa, yang menghadirkan sejumlah pembicara dari berbagai latar belakang. Acara puncak ditandai dengan pemotongan kue oleh Ustadz Fahmi Salim dan Dr. Ahed Abu Alatta, serta penyerahan cendera mata kepada para tokoh yang hadir.
Dalam pernyataan penutup, para pembicara menegaskan bahwa perjuangan Palestina adalah perjuangan seluruh umat manusia. Indonesia, sebagai negara yang sejak awal berdiri bersama Palestina, akan terus berkomitmen untuk mendukung kemerdekaan mereka hingga terwujud sepenuhnya.
“Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,” tegas Hidayat Nur Wahid, mengutip pembukaan UUD 1945.
Dengan semangat yang terus menyala, Indonesia akan tetap berada di garis depan dalam memperjuangkan hak-hak Palestina. Konferensi ini menjadi bukti nyata bahwa dukungan bagi Palestina tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga konkret dan berkelanjutan.