Mahasiswa IPMAPUJA se-Jawa Bali Serukan Perdamaian di Puncak Jaya dalam Aksi Damai di Depan Kantor Kemendagri

JAKARTA, KOMPASINDOTV.COM, 10 Maret 2025 – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Puncak Jaya (IPMAPUJA) se-Jawa Bali menggelar aksi damai di depan Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI. Mereka menyampaikan aspirasi terkait konflik yang masih berlanjut di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, akibat Pilkada Bupati dan Wakil Bupati yang digelar pada 7 November 2024 lalu.

Aksi yang berlangsung damai ini dihadiri oleh para ketua koordinator wilayah IPMAPUJA se-Jawa Bali serta mahasiswa asal Puncak Jaya yang menginginkan situasi di daerah mereka segera kondusif. Ketua IPMAPUJA se-Jawa Bali, Emison Wonda, menegaskan bahwa konflik yang telah merenggut banyak korban jiwa harus segera dihentikan.

“Kami mahasiswa dari Puncak Jaya yang ada di Jawa dan Bali berkumpul di sini untuk menyampaikan aspirasi. Kami melihat konflik yang terjadi setelah Pilkada telah menyebabkan banyak korban jiwa, baik dari pihak pendukung calon nomor 01 maupun nomor 02. Kami dengan tegas menyatakan bahwa kami tidak ingin konflik ini terus berlanjut,” ujar Emison.

Menurutnya, sejak Pilkada Puncak Jaya berlangsung, konflik antarpendukung semakin memanas hingga mengakibatkan 9 korban jiwa di satu pihak dan 182 korban jiwa di pihak lainnya. Oleh karena itu, mahasiswa mendesak Kapolda Papua Tengah, pemerintah daerah, dan seluruh pihak terkait untuk segera mengambil tindakan tegas guna mengakhiri pertumpahan darah yang terjadi.

“Kami meminta Kapolda Papua Tengah dan pemerintah daerah untuk lebih tegas dalam menjaga keamanan. Selain itu, kami juga menyerukan kepada kedua calon bupati untuk segera kembali ke daerah dan mengedukasi masyarakat serta tim sukses mereka agar menghentikan konflik ini,” tambahnya.

Mahasiswa Tuntut Langkah Konkret dari Aparat dan Pemerintah

Dalam aksi tersebut, mahasiswa IPMAPUJA juga membacakan Pernyataan Sikap sebagai bentuk tuntutan mereka terhadap pihak berwenang. Pernyataan ini menyoroti peran aparat keamanan yang dinilai pasif dalam menangani konflik serta kurangnya inisiatif pemerintah daerah dalam mencari solusi.

“Kami melihat Kapolres Puncak Jaya hanya menjadi penonton dalam konflik ini, tanpa tindakan nyata. Begitu juga dengan Penjabat Bupati yang seharusnya bertanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan ini,” kata Emison.

Para mahasiswa dengan tegas meminta Kapolres Puncak Jaya segera dicopot karena dianggap gagal menjalankan tugasnya. Mereka juga mendesak aparat keamanan, baik TNI maupun Polri, untuk menambah personel guna memastikan keamanan di Puncak Jaya.

Selain itu, mahasiswa juga menyerukan kepada masyarakat agar menghentikan segala bentuk kekerasan dan lebih mengutamakan persatuan serta perdamaian.

“Perbedaan pilihan politik itu wajar dalam demokrasi, tetapi kekerasan bukanlah solusi. Kami ingin agar Puncak Jaya kembali damai, pembangunan bisa berjalan, dan pendidikan tetap berlanjut tanpa gangguan konflik,” tegasnya.

Tuntutan Mahasiswa IPMAPUJA untuk Perdamaian di Puncak Jaya

Dalam pernyataan sikap yang dibacakan di depan Kantor Kemendagri, mahasiswa IPMAPUJA menyampaikan enam tuntutan utama, di antaranya:

  1. Menuntut kedua calon bupati beserta tim relawan untuk kembali ke Puncak Jaya sebelum 12 Maret 2025 guna mengendalikan pendukung mereka dan menandatangani pernyataan damai.
  2. Mendesak pemerintah daerah dan aparat untuk segera menangani pengungsi, terutama perempuan dan anak-anak yang saat ini hidup dalam kondisi memprihatinkan di tenda-tenda darurat.
  3. Meminta Kapolri dan Kapolda Papua Tengah untuk segera menambah jumlah personel keamanan serta menangkap pimpinan kelompok yang terlibat dalam peperangan di Puncak Jaya.
  4. Menuntut pencopotan Kapolres Puncak Jaya karena dianggap gagal menjaga keamanan dan ketertiban.
  5. Meminta kedua tim sukses calon bupati untuk berhenti memprovokasi masyarakat dengan isu-isu yang memperkeruh suasana.
  6. Mendesak pemerintah dan aparat keamanan untuk segera menyita seluruh senjata yang digunakan dalam konflik ini demi menciptakan situasi yang aman dan damai.

Harapan Mahasiswa untuk Masa Depan Puncak Jaya

Aksi damai ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap tanah kelahiran mereka. Mereka berharap agar konflik yang telah merugikan banyak pihak dapat segera diakhiri.

“Kami ingin Puncak Jaya menjadi daerah yang damai dan berkembang. Kami siap menjadi bagian dari solusi dengan mendukung mediasi dan dialog antara kedua kubu,” ujar Emison menutup pernyataan sikapnya.

Mahasiswa IPMAPUJA menegaskan bahwa tuntutan yang mereka sampaikan bukan sekadar suara kosong, tetapi merupakan langkah nyata agar situasi di Puncak Jaya bisa segera membaik. Mereka juga meminta pemerintah pusat untuk lebih serius dalam menangani konflik di daerah tersebut.

Aksi damai ini berakhir dengan tertib, di bawah pengawalan aparat kepolisian. Para mahasiswa berharap aspirasi mereka dapat didengar oleh pemerintah dan pihak terkait agar konflik tidak terus berlanjut, dan masyarakat Puncak Jaya bisa kembali hidup dengan aman serta damai.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *