Abraham Rudy Terima Penghargaan ABDI : Kolaborasi ABDI dan PSMTI Perkuat Pelindungan Data Pribadi Nasional

JAKARTA, KOMPASINDOTV.COM, 9 Juli 2025 – Asosiasi Big Data dan Artificial Intelligence (ABDI) memberikan penghargaan kepada Abraham Rudy, salah satu Dewan Penyantun Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), atas kontribusinya dalam mendukung program pelatihan dan pemberian beasiswa dalam rangka peningkatan kapasitas Pejabat Pelindungan Data Pribadi (DPO).

Sertifikat penghargaan diserahkan langsung oleh Chairman ABDI, Dr. Rudi Rusdiah, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Departemen Kebijakan Pelindungan Data, AI & Siber (PEDAS) PSMTI. Dalam kesempatan tersebut, Rudi menegaskan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dalam menyiapkan sumber daya yang andal di tengah meningkatnya ancaman siber dan kebutuhan terhadap pelindungan data pribadi di era digital.

“Pelatihan ini dirancang sebagai bagian dari upaya kolektif untuk memperkuat kesadaran dan kepatuhan terhadap Undang-Undang No. 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi. Perusahaan dan institusi yang mengelola data dalam skala besar harus mulai serius menjalankan regulasi ini,” ujar Rudi.

Program pelatihan DPO yang dilaksanakan oleh ABDI dan PSMTI berlangsung dalam dua gelombang: tahap pertama pada 11–13 Maret 2025, dan tahap kedua pada 11–13 Juni 2025, bertempat di kantor PSMTI Pusat, Equity Tower, Jakarta Selatan. Program ini menargetkan kalangan profesional dari sektor industri, keuangan, layanan kesehatan, dan institusi lainnya yang tergolong pengelola data strategis.

Dalam kegiatan tersebut, Abraham Rudy turut berkontribusi dengan memberikan beasiswa kepada peserta pelatihan, termasuk Helga Abraham (Presiden Asian Chinese Youth Association dan Direktur Simply Wellness Indonesia) serta Tommy Huang (Deputi Bidang Luar Negeri PSMTI Pusat).

“Dengan kewajiban melaporkan insiden kebocoran data dalam waktu maksimal tiga hari kepada otoritas terkait, peran DPO menjadi krusial dalam membantu organisasi menjalankan proses pemrosesan data secara patuh, sekaligus menghindari sanksi administratif yang bisa mencapai dua persen dari omzet tahunan,” tambah Rudi.

ABDI menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang dalam memperkuat ekosistem keamanan siber nasional, sekaligus mendorong literasi dan kapasitas pelaku industri menghadapi tantangan teknologi berbasis AI dan big data.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *