Jakarta International Jewellery Fair 2025 Resmi Dibuka, Dorong Pertumbuhan Industri Perhiasan Indonesia

Jakarta, KompasIndoTV.com – Pameran perhiasan terbesar di Indonesia, 16th Jakarta International Jewellery Fair (JIJF) 2025, kembali digelar pada 27 Februari – 2 Maret 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta. Acara ini menjadi ajang bergengsi bagi pelaku industri perhiasan dalam negeri untuk memperkenalkan produk unggulan, menjalin kerja sama bisnis, serta memperluas pasar hingga ke kancah internasional.

Dalam sambutannya, Ketua Asosiasi Pengusaha Permata Indonesia, Jefri Tumewa, menekankan bahwa dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan pameran berskala internasional seperti ini sangat penting dalam mendorong perkembangan sektor industri kreatif, khususnya industri perhiasan.

“Sejak 2023, pemerintah telah banyak menciptakan kebijakan yang mendukung tumbuhnya industri perhiasan yang mandiri dan tangguh. Hal ini penting, karena industri perhiasan tidak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga menyerap banyak tenaga kerja,” ujar Jefri.

Ia berharap pameran ini dapat memberikan manfaat maksimal bagi peserta dengan membuka peluang pasar domestik maupun ekspor. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan dari pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor ini agar semakin kompetitif di tingkat global.

Dukungan Kemenperin untuk Industri Perhiasan

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Reni Yanita, juga turut hadir dalam acara pembukaan. Ia menyampaikan apresiasi kepada penyelenggara yang konsisten menghadirkan Jakarta International Jewellery Fair meskipun tantangan ekonomi global masih terjadi.

“Kami berharap ajang ini tidak hanya berlangsung hingga tahun ke-16, tetapi terus berlanjut dengan semangat yang lebih besar. Tahun ini, rencananya akan ada tiga kali penyelenggaraan pameran, yakni di Jakarta, Surabaya, dan Bandung,” ungkap Reni.

Lebih lanjut, Reni menyoroti bahwa industri perhiasan memiliki potensi besar sebagai sektor unggulan ekspor. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah fluktuasi harga emas dan ketersediaan bahan baku yang stabil. Untuk itu, pemerintah terus mendorong pembentukan bank emas guna memberikan jaminan harga dan pasokan bagi produsen perhiasan.

“Dengan adanya bank emas, industri ini tidak lagi terkendala dalam mendapatkan bahan baku, serta dapat memastikan harga yang lebih stabil. Kami optimistis bahwa kebijakan ini akan meningkatkan daya saing industri perhiasan nasional,” ujarnya.

Tren dan Inovasi di Industri Perhiasan

Selain menjadi ajang pameran, Jakarta International Jewellery Fair 2025 juga menjadi tempat bagi para desainer perhiasan lokal untuk memamerkan kreativitas mereka. Reni menekankan pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) terhadap desain perhiasan agar tidak mudah diklaim oleh negara lain.

“Saat ini, kita sudah mulai melihat inovasi luar biasa dari para desainer perhiasan kita. Namun, kita juga harus memastikan bahwa mereka mendapatkan perlindungan hukum atas karya-karyanya. Oleh karena itu, kami mengimbau para pelaku industri untuk segera mendaftarkan hak paten mereka,” jelasnya.

Di sisi lain, perhiasan kini tidak lagi hanya digunakan untuk acara-acara khusus, tetapi juga telah menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Hal ini membuka peluang pasar yang lebih luas bagi industri perhiasan dalam negeri.

“Dengan semakin terbukanya akses informasi, tren perhiasan global kini lebih mudah diadaptasi oleh pengrajin lokal. Ini menjadi peluang besar bagi industri kreatif Indonesia untuk semakin berkembang,” tambahnya.

Momentum Menjelang Ramadan dan Idul Fitri

Pameran ini juga menjadi momentum strategis bagi pelaku industri perhiasan untuk meningkatkan promosi menjelang Ramadan dan Idul Fitri, di mana permintaan perhiasan biasanya meningkat signifikan.

“Kami berharap para pelaku usaha dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan produk mereka kepada konsumen yang lebih luas. Tren pembelian perhiasan menjelang lebaran selalu meningkat, sehingga promosi harus dilakukan secara maksimal,” kata Reni.

Dihadiri Sejumlah Tokoh dan Pejabat Penting

Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh industri, di antaranya:

  • Emmy Suryandari – Staf Ahli Menteri bidang Percepatan Transformasi Industri 4.0
  • Bayu Fajar Nugroho – Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan
  • Hj. Nurgita Tiyas – Ketua Dekranasda Banjar
  • Hj. Sri Sobariah, S.E., M.E., M.M – Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Banjar
  • Iskandar Husin – Sekjen Asosiasi Pengusaha Permata Indonesia
  • Perwakilan dari Apepi Jatim, Jateng, Jabar, Sulut, dan DKI Jakarta

Jakarta International Jewellery Fair 2025 tidak hanya menjadi pameran perhiasan terbesar di Indonesia, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan industri kreatif dan ekonomi nasional. Dengan dukungan pemerintah, inovasi para desainer, serta meningkatnya minat masyarakat terhadap perhiasan, industri ini diprediksi akan terus berkembang dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia.

Pameran ini akan berlangsung hingga 2 Maret 2025, menghadirkan berbagai produk perhiasan berkualitas tinggi dari dalam dan luar negeri. Bagi para pecinta perhiasan, ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan koleksi terbaik sekaligus mendukung pertumbuhan industri kreatif tanah air.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *