JAKARTA, KOMPASINDOTV.COM – Ketua Umum Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno, dalam wawancara dengan awak media pada acara Pengukuhan Pengurus DPP GPEI periode 2024-2029 di Jakarta, Rabu (22/01), menyampaikan pandangannya mengenai tantangan yang dihadapi oleh sektor eksportir Indonesia, terutama terkait dengan akses modal kerja dan proses ekspor-impor.
Menurut Benny, kebutuhan modal kerja dalam sektor usaha Indonesia sangat dipengaruhi oleh siklus perdagangan yang umumnya berlangsung dalam rentang tiga hingga enam bulan. Oleh karena itu, pengusaha membutuhkan fleksibilitas dalam peminjaman modal yang dapat disesuaikan dengan kondisi bisnis yang fluktuatif. “Usulan kami adalah agar sektor industri ekstraktif, seperti migas dan batubara, diberikan fasilitas pinjaman dengan bunga yang lebih rendah, karena produk mereka, seperti energi dan bahan tambang, memiliki daya tahan lebih lama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Benny menekankan pentingnya keberadaan sektor manufaktur sebagai salah satu pilar utama dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. “Industri manufaktur adalah sektor yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, sehingga dapat meringankan beban sosial dan mengurangi pengangguran,” tuturnya. Oleh karena itu, ia berharap pemerintah dan asosiasi pengusaha seperti Apindo dapat bekerja sama untuk memastikan kebijakan yang mendukung kelangsungan sektor ini, termasuk dalam hal pengaturan bunga pinjaman yang lebih terjangkau.
Sektor manufaktur juga diharapkan bisa lebih efisien dalam hal administrasi ekspor-impor, yang kini semakin didorong oleh digitalisasi. “Proses ekspor-impor kini sudah lebih lancar dengan sistem digital. Dulu, pengusaha harus pergi ke teller untuk menarik uang, tetapi sekarang prosesnya bisa dilakukan secara online,” ungkap Benny. Menurutnya, langkah ini menjadi salah satu upaya untuk mempercepat arus barang dan meminimalkan kendala yang sering dihadapi eksportir.
Benny juga mengungkapkan bahwa meskipun sektor ekstraktif seperti migas dan batubara berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia, tantangan utama yang dihadapi adalah terbatasnya sumber daya yang tersedia. “Migas dan batubara, sebagai sumber daya ekstraktif, akan habis suatu saat. Oleh karena itu, penting bagi Indonesia untuk diversifikasi sektor ekspornya, terutama ke arah produk-produk yang lebih tahan lama dan berkelanjutan,” jelasnya.
Ke depannya, Benny berharap agar sektor eksportir Indonesia dapat terus berkembang dengan dukungan kebijakan yang lebih kondusif, akses modal yang lebih mudah, dan sistem administrasi yang lebih efisien. Semua ini diharapkan dapat memperkuat daya saing Indonesia di pasar global sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.